Saturday, June 13, 2009

Karena Hidup Tak Bisa Menunggu…

Catur menyantap sarapan paginya dengan tergesa. Sesekali matanya melirik jam di tangannya. Wah, aku terlambat, bisik hatinya. Tetapi ia berusaha bersikap tenang di hadapan ibunya. Saat makanan habis, Catur meneguk segelas susu putih hangat. Di raihnya tangan ibunya, “Bu… berangkat dulu ya.”

Catur berjalan setengah berlari, mengejar angkot 01. Di dalam angkot, Catur berkali-kali melirik jam tangannya, bibirnya berbisik, hufh… telat… telat.

Sesampainya di terminal, Catur turun dari angkot. Di bentangkannya payung biru muda, hari hujan. Ia kembali mempercepat langkah menuju stasiun kereta api.

Catur menggigit bibirnya. Kereta jurusan Bogor baru saja berangkat beberapa detik yang lalu. Tangannya mengepal. Hatinya bergemuruh. Kalau saja ia tak harus menghabiskan sarapan pagi buatan ibu… oh… sungguh sebuah dilema. Ia tak ingin mengecewakan ibunya.

***

Pagi berikutnya, Catur berangkat lebih awal. Ia meminta ibunya membungkus sarapannya, khawatir terlambat lagi.

Saat tiba di stasiun kereta api, ia berdiri tenang. Pandangannya sesekali mengarah ke ujung stasiun, menanti kedatangan kereta jurusan Bogor.

Informasi kepada penumpang KRL jurusan Bogor, saat ini rangkaian mengalami gangguan di stasiun Manggarai.

Dug. Betapa terkejutnya Catur mendengar pengumuman yang disampaikan petugas stasiun. Seluruh persendiannya serasa lepas. Keringat dingin keluar dari keningnya. Pandangannya tertunduk. Hatinya diliputi kekesalan. Berkali-kali bibirnya mengucap istighfar. Ia akhirnya memutuskan menunggu kereta sambil menyantap bekal yang dibawanya.

***

Dalam hidup, seringkali kita menunda sesuatu, dan berpikir akan melakukannya esok hari, padahal, kita tak pernah tahu, apakah setiap rencana yang kita susun dapat berjalan dengan baik. Terkadang, kita terlupa untuk memperhitungkan hambatan-hambatan yang mungkin muncul. Dan ketika hambatan itu menghampiri kita, kita baru tersadar dan bertanya pada diri sendiri, mengapa hal ini tidak terpikirkan sebelumnya.

No comments: