Monday, June 15, 2009

Canda Yang Didengar

Pagi itu, Ramdhan mengirimi temannya sebuah pesan singkat, isinya, Subhanallah… betapa indahnya ciptaan-Mu… akh, ana lagi di puncak nih… jaga di pos tiga… paling atas… cuma sendiri lagi… banyak sekali guguk.

Ramdhan berdiri tenang. Suasana hening. Matanya menyisir ke sekeliling. Sejauh mata memandang, tampak hamparan hijau pohon teh. Dihirupnya udara pagi dalam-dalam.

Tiit… HP-nya berdering. Satu pesan singkat masuk. Balasan dari temannya, Saiful. Puncak? Hmm… lebih enak Lembang uy… oh gitu ya… biar dikejar saja sekalian… biar seru…

Ramdhan menyimpan HP-nya dalam saku. Hatinya berdesir. Kekhawatiran tiba-tiba menyeruak di dadanya. Ramdhan melirik sisi kanan dan kiri. Waspada.

“Guk… guk…” Seekor anjing cokelat besar menggonggong. Ramdhan melirik ke arah kanan. Anjing berjalan cepat ke arahnya. Spontan Ramdhan berlari melihat anjing yang semakin mendekat. Anjing cokelat turut berlari, menambah kecepatan, berusaha menjangkau Ramdhan. Saat jarak semakin dekat, Ramdhan berteriak minta tolong.

Tak lama, teman-temannya datang. Anjing cokelat pun pergi, meninggalkan Ramdhan bersama teman-temannya.

Ramdhan membungkuk. Napasnya terengah. Diraihnya HP dari saku celananya. Ditulisnya sebuah pesan singkat untuk Saiful. Selamat! Doa antum terkabul… ana hampir saja digigit… jarak 100 meter lagi.

***

Seringkali kita berpikir, kenapa sampai saat ini doaku tidak juga terkabul? Padahal kita tidak tahu, apa yang sedang direncanakan Allah. Bukankah Allah lebih tahu, kapan waktu terbaik untuk mengabulkan doa seorang hamba? Maka, tidak sepatutnya kita berputus asa dalam berdoa. Kita tak pernah tahu, kapan Allah membuka pintu langit secara khusus, lalu mengabulkan doa-doa pada waktu tersebut.

No comments: