Friday, May 8, 2009

Pengantin Muda

"Mas Iqbal.., tunggu sebentar," kata Lala sambil mengangkat sedikit roknya yang trelalu panjang sambil setengah berlari.

Iqbal menoleh, lalu kembali asik dengan buku fisikanya.

"Mas! Jalannya diperlambat bisa tidak?" tanya Lala yang mulai kehilangan kesabaran.

"Kenapa sih, Yang?" tanya Iqbal datar.

"Tolong hargai aku, Mas! Aku ini isterimu, bukan ekor! Apa kita tidak bisa berjalan berdampingan? Mas selalu sibuk dengan buku Mas.., yang kuliah kan bukan cuma Mas Iqbal, tapi aku juga. Tapi aku tidak sepertimu, Mas.., aku tahu kapan saat belajar, dan kapan harus melayanimu." kata Lala dengan suara bergetar.

Butiran bening keluar dari matanya.

Iqbal merasa iba, "Maafkan aku, Yang.., aku belum bisa menjadi suami yang baik, tapi aku akan berusaha, aku akan mengubah kebiasaanku dan mulai mencoba untuk lebih memerhatikanmu."

Iqbal mengusap airmata Lala dengan jarinya. Digandengnya lengan istrinya.

Lala memandangi Iqbal yang belum lama menikah dengannya, menikah di saat keduanya memasuki semester tiga di kampusnya.

No comments: