Sunday, April 19, 2009

Pemutus Kenikmatan

Pagi ini aku mengaktifkan hape-ku. Satu pesan baru kuterima. Dari salah seorang sahabatku yang ceria, yang sering kali membuat joke saat berkumpul bersama,

Assalamu’alaikum
Mhn doanya untuk mamahku yang telah
melahirkanku, membesarkanku, dengan
kasih sayangnya.
Se-jam yang lalu, meninggalkanku untuk
selamanya…


Aku bingung saat membaca sms tersebut, benarkah berita ini? Atau hanya sekedar lelucon sebagaimana sms yang pernah dikirim oleh salah seorang teman kuliahku, mengatas-namakan keluarganya yang isinya menyatakan permohonan maaf karena yang bersangkutan telah meninggalkan kami semua, pergi ke London bersama the Cangcuters.

Tetapi hal itu tidak berlangsung lama. Setelahnya sms konfirmasi dari beberapa orang sahabat berdatangan, membenarkan berita tersebut.

Rasanya ingin sekali aku menangis, tetapi kutahan. Sekarang bukan saat yang tepat untuk menitikkan air mata. Sahabatku lebih membutuhkan support dari sahabatnya. Sekali lagi. Bukan air mata, yang akan menambah kedukaan yang sedang dirasakannya.

Kematian memang selalu dapat membuat orang tercengang. Bahkan mengubah sosok yang tegar menjadi seorang yang cengeng (untuk sesaat). Kematian pulalah yang mampu memutuskan kenikmatan dunia. Dan kelak akan digantikan dengan kenikmatan akhirat yang jauh lebih baik. Namun hal itu berbanding lurus dengan amal shalih yang telah kita lakukan di dunia.

Kutulis kisah ini bersamaan dengan air mata yang tertahan untuk keluar. Aku membayangkan, apa yang akan aku lakukan jika hal itu menimpaku? Menangis dan meratapi kepergiannya, atau berusaha berlapang dada dan mengiringi kepergiannya dengan doa…

Untuk sahabatku yang kini tengah berduka….
Kutulis kisah ini sebagai pelipur lara…
Aku tak ingin kau larut dalam kedukaan panjang
Kami disini menunggumu dengan tangan terbentang
Berharap kau akan kembali dengan keceriaan
Menatap hari esok yang masih belum diketahui dimana ujungnya

Doaku untuk bundamu,
Semoga Allah tempatkan beliau di tempat terbaik di sisi-Nya,
membahagiakannya dengan surga yang penuh dengan kenikmatan,
membebaskannya dari kelelahan di dunia dengan surga yang tidak ada kelelahan di dalamnya,
bukankah hal itu juga yang kau harapkan, duhai sahabat??

No comments: