Thursday, December 25, 2008

Mother’s Day

22 Desember baru saja berlalu, banyak orang yang menganggapnya sebagai hari yang sangat spesial untuk seorang ibu, alasannya adalah karena tanggal 22 Desember ditetapkan sebagai Hari Ibu.

Saya teringat pada tayangan iklan di sebuah stasiun televisi yang menayangkan ilustrasi betapa seorang ibu memiliki jasa yang teramat besar, jasa yang tak akan pernah terbayar walau dengan tetasan darah sekalipun.

Dalam iklan tersebut, seorang anak berusia sekitar 10 tahun mulai membuat price-list pada selembar kertas di atas meja belajarnya, rencananya ia akan menyerahkannya pada ibunya. Mulailah ia merangkai daftar harga pada kertas tersebut,

Membantu ibu menyapu halaman Rp 2.000
Membantu menjaga adik Rp 1.500
Merapikan kamar tidur Rp 1.000


Begitu tulis sang anak pada kertas tersebut, kemudian ia meletakkannya di atas meja makan agar sang ibu membaca tulisan tersebut dan memberikan uang yang telah ditulisnya kepadanya. Kemudian ia berlalu dari meja tersebut dengan riang, berharap agar sang ibu segera membaca suratnya.

Sesaat kemudian sang ibu membaca surat tersebut sambil tersenyum, kemudian mengambil pensil dan mulai menyusun kata-kata untuk anaknya di kertas yang sama.

Mengandungmu selama 9 bulan, gratis
Menyusuimu, gratis
Terbangun di tengah malam karena tangisanmu, gratis
Merawatmu hingga saat ini, gratis


Begitu tulis sang ibu pada kertas tersebut, kemudian meletakkan kembali kertas tersebut di tempat semula.

Tak berapa lama kemudian, anak tersebut kembali melihat suratnya, berharap telah ada bersama surat tersebut sejumlah uang yang dipintanya. Perlahan dibukanya kertas tersebut, pandangannya kini tertuju pada huruf-huruf yang disusun dengan rapi oleh ibunya, air matanya menganak pinak ketika membacanya. Ia kini tak lagi membutuhkan uang tersebut, yang dicarinya adalah sang ibu tercinta. Ketika ia mendapati ibunya di dapur, segera dipeluknya tubuh ibunya erat.

###

Teringat pula pada masa Rasulullah saw., kala itu beliau ditanya oleh seorang sahabat, siapa yang harus diprioritaskan untuk berbuat baik padanya, kemudian Rasulullah saw. menyebutkan sebanyak 3 kali, “Ibumu…, ibumu…, ibumu…, kemudian ayahmu.”

Teruntuk para bunda di bumi-Nya yang senantiasa mencintai anaknya setulus hati,

Teruslah berjuang, karena dari ketulusan hatimulah terlahir pecinta kebenaran
Kobarkanlah semangat untuk saling mengasihi dalam diri anak-anakmu
Semaikan cinta dalam diri-diri kami agar kami mendapat jalan untuk mencintai Tuhan kami


Wahai bunda…,
Ajari kami untuk senantiasa menjadi pecinta sejati
Rengkuh kami dengan ketulusanmu


Ya Rabbi...,
Berikan untuk bunda kami kasih sayang-Mu,
Kasihilah bunda kami yang telah berjuang untuk mendidik kami dengan tulus hati,
Maafkan salah khilafnya,
Bahagiakan kehidupan bunda-bunda kami,
Hadiahkan untuk bunda kami surga-Mu, ya Rabb….
Aamiin yaa mujibas saailiin…

No comments: