Friday, September 5, 2008

Sebuah Pendakian Melelahkan

Suatu hari ada seekor bekicot yang menghampiri sebuah pohon yang belum berbuah, ia pernah men­dengar bahwa ketika berbuah kelak, buahnya sungguh enak untuk dimakan. Akhirnya ia memutuskan untuk memanjat pohon itu. Dengan penuh semangat ia mulai memanjat batang yang besarnya berpuluh-puluh kali lipat dari ukuran tubuhnya, ia berharap ketika ia sampai di atas, pohon tersebut telah berbuah dan buahnya pun telah masak.

Hari berganti, bekicot kecil itu masih terus me­manjat dengan semangat yang sama ketika hari per­tama ia memutuskan untuk memanjat pohon tersebut. Di tengah pendakiannya ia mendapat ejekan dari se­kawanan burung yang hinggap di dahan pohon yang belum berbuah itu, burung-burung menganggapnya me­­lakukan sesuatu yang sia-sia, sesuatu yang hanya akan menghabiskan tenaga dan waktu yang dimiliki­nya.

Dengan penuh keyakinan ia tetap memanjat pohon itu tanpa menghiraukan perkataan sekawanan burung. Ia sangat yakin bahwa usahanya tidak akan sia-sia, ia yakin akan dapat memakan buah dari pohon yang dipanjatnya ketika telah sampai di atas. Hari berganti pekan, dan ia pun sampai di atas dahan pohon. Betapa senangnya ia ketika melihat buah di ujung dahan telah masak dan dapat segera dimakan. Perjuangannya selama beberapa pekan membuahkan hasil. Dan keyakinannya terbayar dengan buah yang telah memenuhi setiap dahan pohon itu.


Bapak-bapak, ibu-ibu, serta adikku yang dirahmati Allah, kisah bekicot tadi adalah kiasan tentang ra­madhan yang sedang kita jalani saat ini. Dalam sebuah hadits qudsi Allah swt. berfirman: “Shaum itu untuk-Ku, dan Aku-lah yang kelak akan membalasnya.”

Kita semua tidak tahu apa yang akan Allah berikan pada kita sebagai balasan, tetapi kenapa kita semua bersemangat? Itu semua semata karena iman dalam hati kita, sama halnya dengan bekitcot yang hanya bermodalkan keyakinan bahwa cerita yang didengar­nya adalah betul, ia membulatkan tekad untuk mencoba merasakan nikmatnya buah yang belum pernah dilihatnya.

Begitupun dengan ramadhan, dengan iman dalam hati kita sama-sama meyakini bahwa apa yang disampaikan oleh Rasulullah saw. tentang keutamaan Ramadhan adalah benar adanya, mari sama-sama kita membulatkan tekad untuk mengoptimalkan Ramadhan agar kita meraih kesuksesan di dunia dan akhirat. Dengan bermodal iman, kita sama-sama mencari ilmu tentang keutamaan Ramadhan, agar tak ada waktu yang kosong, melainkan terisi dengan amal dan ibadah yang dapat mendekatkan kita kepada Allah swt.

Dan yang tak kalah penting, kita harus mewaspadai setan yang selalu membisikkan keburukan kepada kita, walau mereka dikatakan telah dibelenggu, tetapi mere­ka masih punya teman yang siap menjerumuskan kita, siapa temannya? Hawa nafsu, ya…, hawa nafsu-lah yang juga harus kita kontrol secara penuh, agar ia tak menguasai kita. Sehingga kita tidak kehilangan semangat di tengah Ramadhan, sebagaimana yang terjadi kebanyakan, awal Ramadhan masjid penuh sesak, tetapi di tengah Ramadhan masjid kembali sepi, shaf-shaf kembali merenggang.

Kita harus bisa mengacuhkan bisikan-bisikan itu, seperti yang dilakukan oleh bekicot ketika di ejek oleh sekawanan burung di tengah pendakian. Dengan be­gitu, kitapun dapat meraih nikmat yang tersembunyi yang dijanjikan Allah swt. untuk kita semua.

Wallahu a’lam bishshawab.

No comments: