“The right man in the right place”, istilah ini kupelajari ketika duduk di bangku sekolah tingkat atas (SMK), mata pelajaran Ekonomi. Kala itu guruku menjelaskan tentang pembagian tugas dan wewenang dalam sebuah perusahaan.
“Orang yang memiliki keterampilan khusus harus menempati posisi yang sesuai dengan bidang keahliannya, sehingga kemampuannya dapat dimaksimalkan untuk memajukan perusahaan.”
Berangkat dari istilah itu, aku sangat bersyukur karena Allah membimbingku untuk berobat ke RSUD Depok. Walaupun baru beroperasi sekitar 2 bulan, tapi pelayanannya cukup maksimal. Selain itu yang terpenting adalah di dalamnya banyak terdapat orang-orang yang tingkat kedekatan kepada Allah-nya baik. Dari perawat hingga dokter wanitanya hampir semua berkerudung, begitu juga dengan staf lain. Bagiku ini adalah tanda bahwa mereka bersemangat untuk menjalankan aturan yang Allah tetapkan atas mereka.
Rumah Sakit adalah tempat yang selalu aku jauhi. Sebelum aku terkena virus dengeu, tak pernah terlintas dalam pikiranku untuk berobat ke Rumah Sakit.
Aku pernah pingsan di sebuah pusat perbelanjaan karena sakit maag, tapi itu tak membuatku tergerak untuk berobat ke RS. Tapi tidak untuk kali ini, ketika malam hari aku tak bisa tidur karena setiap beberapa menit muntah, paginya aku meminta ibuku untuk mengantarkanku memeriksakan diri ke RSUD Depok. Alhasil, aku harus menjalani rawat inap di sana.
Seandainya waktu itu aku tak memeriksakan diri, aku tak tahu apa yang akan terjadi padaku. Pendarahan, lalu meninggal. Mungkin itu adalah bentuk kerahiman Allah padaku, sehingga penyakitku dapat ditangani sebelum masuk fase kritis.
Kembali pada istilah, aku berprasangka baik pada Allah yang telah membimbingku ke RSUD. Dari awal pemeriksaan, staf yang menanganiku terbilang ramah. Ketika di UGD pun aku berjumpa dengan perawat lelaki yang menyapaku dengan sebutan ente. Entah itu bahasa apa, tapi yang jelas aku dan teman-teman di Rohis dan pengajian pun biasa menggunakan kata ente untuk menyapa satu dengan lainnya.
Ketika hendak mengambil darahku untuk dibawa ke lab, para dokter dan perawat yang bertugas selalu mengawali aktifitasnya dengan lafadz basmallah, bismillahirrahman nirrahim. Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah Maha Penyayang.
Rasulullah saw. bersabda, “Segala sesuatu yang tidak diawali dengan basmallah akan terputus berkahnya.”
Sekali lagi aku sangat bersyukur karena Allah membawaku pada tempat yang Insya Allah diberkahi. Mungkin salah satu sebabnya adalah karena setiap kali aku hendak mengunjungi tempat yang baru, aku berdo’a sebagaimana terdapat dalam al-Qur’an surat al-Mu’minuun ayat 29,
Rabbi anzilnii munzalam mubaarakaw wa anta khairul munziliin. “Ya Tuhanku, tempatkanlah aku pada tempat yang diberkahi, dan Engkau adalah sebaik-baik pemberi tempat.”
Aku tak pernah tahu kapan Allah mengabulkan do’aku. Mungkin ketika aku memanjatkan do’a tersebut ketika hendak mencari kerja dan ternyata hasilnya tak sesuai harapan, bisa jadi itu adalah yang terbaik karena (mungkin) tempat itu tidak diberkahi oleh Allah. Lalu Allah menyimpan do’a itu untukku untuk diberikan di lain kesempatan.
Kakak perempuanku pernah bercerita tentang sebuah RS di daerah Kuningan, Jakarta. Ketika itu murid privatnya sakit dan dirawat di sana. Setelah beberapa hari menjalani perawatan, ia kembali ke rumahnya.
Ketika bertemu dengan kakakku, ia berkisah tentang pengalamannya di RS. Ia jelaskan bahwa setiap pagi para pastur mengadakan kebaktian dan do’a bersama. Lalu keliling RS untuk mengunjungi pasien-pasien yang dirawat di sana. Cerita serupa juga kudapat dari murabbiku.
Dari sakit yang kualami, banyak hikmah yang dapat kuambil. Kisah yang kutuangkan dalam tulisan ini salah satunya. Aku berharap, sakit yang kualami adalah tanda bahwa Allah masih sayang padaku. Allah hendak mengembalikanku pada jalan-Nya, mungkin selama ini banyak khilaf yang telah kuperbuat. Semoga dosa-dosaku berkurang sebagai kafarat atas sakit yang kualami. Aamiin...
Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika dia berdo’a kepada Tuhannya, “(Ya Tuhanku), sungguh, aku telah ditimpa penyakit, padahal Engkau Tuhan Yang Maha Penyayang dari semua yang penyayang.” (QS. al-Anbiyaa’: 83)
Depok, 28 Juni 2008
Jelang sore, 14.39 WIB.
No comments:
Post a Comment