Showing posts with label war. Show all posts
Showing posts with label war. Show all posts

Saturday, May 14, 2016

PEARL HARBOR (2001)

Beberapa hari lalu, sebuah stasiun TV swasta menayangkan film jadul berjudul Pearl Harbor. Film yang disutradarai oleh Michael Bay ini dirilis pertama kali pada 25 Mei 2001, artinya usia film ini akan genap 15 tahun pada tanggal 25 Mei 2016.

Film yang diangkat dari kisah nyata serangan tentara Jepang secara massive ke Pangkalan Militer milik Amerika Serikat ini digarap dengan sangat serius. Tercatat 109 hari dibutuhkan untuk menyelesaikan semua proses syuting. Yang uniknya, film ini tercatat dalam Gueness Book of Records sebagai film dengan efek ledakan terbanyak. Satu penghargaan Oscar juga berhasil diraih untuk kategori Best Sound Editing.

Cerita sejarah ini dipadukan dengan kisah cinta segitiga antara dua tentara yang mencintai seorang wanita yang sama. Durasinya sendiri menjadi film terpanjang yang pernah saya tonton yaitu 183 menit. Tapi jangan khawatir, 183 menit itu nggak akan terasa lama karena alur ceritanya disusun dengan sangat rapi. Adegan sejarah selalu disisipi kisah cinta yang menguras perasaan penontonnya. Saya sendiri telah menonton film ini sebanyak tiga kali dan tidak pernah bosan dengan jalan ceritanya.


Selain kisah cinta yang menyentuh, adegan kengerian dalam perang juga dikemas dengan baik. Hal ini tidak heran mengingat sang sutradara pernah sukses membuat film Armageddon pada tahun 1998. Ya, Armageddon menggambarkan kengerian yang bakal dialami umat manusia di akhir zaman. Serangan di Pearl Harbor pun boleh dibilang ‘kiamat kecil’ bagi Militer Amerika. Lebih dari 2400 orang meninggal dalam serangan ini. Tentara-tentara yang terjebak di kapal-kapal yang karam disajikan dalam adegan puncak serangan Pasukan Kekaisaran Jepang saat itu.

Dan semua adegan tersebut menjadi lebih dramatis dengan sound effect yang sangat pas. Maka sangat wajar jika film ini menyabet satu nominasi Oscar untuk kategori yang sudah saya sebutkan di atas. Sehingga secara keseluruhan film ini menjadi film perang terbaik menurut saya pribadi.


Semoga saja sineas Indonesia bisa belajar dari film ini cara memadukan sebuah kisah dengan fakta sejarah agar penonton bisa mengetahui perjalanan sejarah dengan cara yang lebih menarik dibandingkan dengan membaca buku-buku sejarah yang kurang diminati.

Saturday, March 28, 2015

AMERICAN SNIPER (2015)

Film yang diangkat dari kisah seorang prajurit AS jebolan Irak ini mendapat sambutan positif dari penonton, khususnya dari negara asal film ini.

Film ini dimulai dengan adegan pembuka di mana seorang prajurit AS, Chris Kyle (Bradley Cooper), tengah mengintai dari atap rumah warga sipil untuk mengamankan perjalanan tentara AS dari serangan gerilyawan Irak. Namun adegan berikutnya mundur ke masa kecil Chris Kyle. Dalam scene ini ditampilkan bagaimana Kyle diajarkan menembak dan berburu rusa oleh ayahnya.

Saat dewasa, Kyle tertarik untuk masuk dalam U.S. Navy SEAL. Berbagai ujian fisik dijalaninya selama masa-masa awal keikutsertaannya. Hingga akhirnya kemampuannya menembak menghantarkannya menjadi tim penembak jitu.

Suatu hari, Kyle bertemu dengan Taya (Sienna Miller) di sebuah bar. Hubungan mereka semakin erat dan akhirnya memutuskan untuk menikah. Saat perayaan pesta pernikahan itu Kyle mengetahui bahwa dirinya ditugaskan ke Irak.



Perang Menyisakan Trauma

Saat bertugas di Irak, korban pertama yang harus ditembak adalah seorang ibu dan anak yang berusaha mengebom tentara AS yang sedang berpatroli dengan granat. Ia kemudian menjadi legenda karena kemampuannya menghabisi setiap musuh yang hendak menyerang iring-iringan tentara.

Sayangnya, hati kecilnya menolak untuk membunuh anak-anak yang bersenjata. Beban itu kemudian dibawanya hingga ke kehidupan rumah tangganya. Kyle berubah menjadi pendiam dan mudah terbawa suasana. Hingga akhirnya ia berkonsultasi pada seorang psikolog untuk menghilangkan traumanya.

Film ini memberi gambaran bahwa perang hanya menghadirkan trauma baik terhadap petugas maupun masyarakat sipil. Film ini juga meningkatkan sentimen negatif masyarakat AS terhadap komunitas muslim di negara tersebut.