Oke, mari mulai petualangan bersama Mada (Abimana
Aryasatya) dalam Haji Backpacker!
Saat dalam perjalanan menuju bioskop untuk menonton
film besutan Danial Rifki, yang terbayang dalam benak saya adalah adegan-adegan
ritual haji yang kental. Namun saya salah besar. Scene pembuka justru membuat
mata saya terbelalak. Betapa tidak, gaya hidup bebas di Thailand dipertontonkan
dengan sangat rapi di awal cerita, mulai dari tepi pantai hingga ke pusat kota.
Tidak cukup sampai di situ, scene berikutnya mengajak
penonton memacu adrenalin melalui adegan sengit di kolong jembatan. Mada
menantang seorang kepala gang berduel demi mendapatkan dompetnya yang terjatuh
dari jembatan.
Dari sinilah perjalana Mada di mulai. Setelah berhasil
membunuh kepala gang, Mada harus meninggalkan Thailand untuk menghindari
kejaran anak buah gang tersebut yang menuntut balas atas kematian pimpinan
mereka.
Negara tujuan pertamanya adalah Vietnam. Di sini mada
mulai jatuh sakit akibat infeksi di bagian perut setelah tersayat saat berduel
dengan preman Thailand. Beruntung seorang nenek membantunya di sana, memberi
obat penurun panas.
Perjalanan pun berlanjut dengan sangat apik, tidak
terduga. Mada terlempar ke Cina. Bertemu dengan sebuah keluarga muslim lokal.
Yang menarik pada scene ini adalah kehadiran Suchun (Laura Basuki) sebagai
seorang gadis Cina muslim. Penampilannya sangat pas, busana juga oke, serta
pemandangan di kaki pegunungan yang sangat indah. Dialog-dialog Mada dengan Suchun
sarat makna dan sangat menginspirasi.
Langkah Mada tidak terhenti di Cina, Tuhan terus
membimbingnya, mengirimkan petunjuk-petunjuk-Nya kepada Mada melalui
orang-orang di sekelilingnya. Menyampaikannya pada tujuan hidupnya dengan cara
yang indah. Ia melewati sembilan Negara hanya untuk satu tujuan, Mekah.
Secara keseluruhan, Haji Backpacker bukan hanya
bertutur soal kehidupan agama seorang lelaki yang marah dan putus asa terhadap
keputusan Tuhan yang terkadang pahit. Tetapi menggambarkan keadaan yang seringkali
dihadapi oleh orang pada umumnya. Bahwa keputusan Tuhan terkadang tidak sesuai
dengan keinginan manusia, namun justru di titik itulah Tuhan menempatkan
pilihan terbaik bagi manusia.
Proporsi antara drama dan action juga sangat pas.
Membuat film ini berhasil keluar dari image yang terlanjur di bangun penonton
tentang film drama religi. Wajib ditonton. Rasakan sensasi film religi yang
bermuatan film aksi. Pemandangan-pemandangan yang ada pun sangat oke, sesuai
dengan judulnya yang menyertakan kata ‘backpacker’. Benar-benar memanjakan
mata.
Satu-satunya scene yang mengganggu adalah scene balon
udara yang tertusuk kubah masjid. Efek yang digunakan masih sangat kaku,
membuat scene tersebut tidak menyatu dengan scene sebelum dan sesudahnya. Kesan
yang saya terima, ada scene film animasi yang ‘nyasar’ di film ini. Tetapi hal
tersebut tidak mengganggu jalannya cerita.
No comments:
Post a Comment