Thursday, September 16, 2010

Orang Bijak Taat Pajak

Pagi tadi, dengan semangat membuncah, aku berangkat ke Samsat Depok. Sehari sebelumnya, ku sempatkan tanya sana sini, supaya di hari H gak canggung lagi.

Sebenarnya, ini lebih cepat dari rencana awal. Kenapa tiba-tiba aku berubah pikiran?? Ya, salah satu alasannya supaya sepi, mumpung orang lagi pada sibuk mudik. Tapi yang terjadi justru sebaliknya. Berangkat dari rumah sebelum jam delapan, tiba di sana, motor yang mengantri cek fisik sudah penuh!

"Arrghh! Gila banget, salah prediksi nih!" jeritku dalam hati, gak berani benar-benar teriak, ntar bakal dikira gak waras lagi. hahaha...

Tanpa membuang waktu, aku masuk antrian. Orang-orang di depanku sudah sibuk membuka body motor masing-masing. Aku?? Masih nyantai aja kayak orang gak punya dosa. Maklumlah, kagak ngarti!

Wajah tegangku tersembunyi di balik helm full-face yang sengaja tak kulepas.. hahay... Dari pada malu, keringat bercucuran, mending berlaga kayak manusia planet deh...

Saat berhadapan dengan petugas, aku tak kuasa menyembunyikan wajahku yang tegang. Tiba-tiba dia bilang dengan nada setengah membentak, "Mas! Ini dibuka dulu," tangannya memegang obeng yang diketuk-ketukkan ke bagian yang harus di lepas.

"Nih obengnya! Kalau sudah selesai, jangan lupa dibalikin, ya!" tambahnya.

Aku tersenyum sambil menjawab, "Tenang, pak! Saya balikin kok."

Ugh... parah niy, segera kucopot helm. Kuletakkan di bawah. Dengan cepat tanganku memutar-mutar obeng, berharap baut atau mur (gak tahu namanya nih) segera terlepas.

Cihuy... akhirnya berhasil. Padahal sebelumnya gak pernah tuh bongkar-bongkar.

Semua selesai, tinggal urus administrasi.

Dengan santai aku melenggang ke loket permohonan perpanjangan STNK. Kuserahkan berkas dengan penuh percaya diri. Lalu melangkah menjauh, mencari tempat duduk. Kuhempaskan tubuhku ke kursi tunggu. Tapi dengan sangat terpaksa batal. Arrghh, si satpam memanggilku lagi.

"Ada apa sih?!" tanyaku dalam hati.

"Ini diisi dulu, mas!" kata satpam itu sambil membuka map, menunjukkan kepadaku formulir permohonan.

Singkat cerita, semua beres. Kukembalikan berkas ke loket. Kulirik jam di hape, jam sembilan lebih tigapuluh menitan.

Sambil menunggu, jari-jariku menekan keypad hape. Kukirim beberapa pesan ke temanku. Berharap ada balasan, biar gak bete! Sesekali cek FB --tetep narsis bin eksis--, gak ada komen! Malang banget... huhuhu...

Tak terasa dua jam berlalu. Waktu menunjukkan pukul sebelas lebih sekian menit. Aku mulai ketar ketir. Gimana nggak panik, sebentar lagi petugasnya pada istirahat. Kalo sampai terlewat, wuiiih... bisa telat kerja nih!

Tanya satpam aja deh, pikirku. Tapi gak dapat jawaban yang memuaskan. Akhirnya aku tanya ke bagian loket, "Pak, berkas saya sudah sampai mana, ya??"

Petugas mulai membalik-balik buku catatannya. Dari atas ke bawah, dari bawah ke atas. Udah sampai akhir, balik lagi ke depan. Terus aja tuh kertas dibolak-balik sampai kering! Kagak ketemu si 6192 EDU!

Parrrahhhh!! Ternyata berkas terselip! Dasar tidak bertanggung jawab, kalo gak inget kantor polisi, pasti udah mencak-mencak tuh! Nyebelin bangggat!!

Kuputuskan meninggalkan kantor samsat dengan hati penuh amarah!!

***

Di belahan bumi lain, tepatnya di Cipete, tempat kerja.

Kuceritakan masalah ini pada rekan kerja... Cari perhatian dikit ah... hahay... Semua merespon dengan sangat antusias.

Saat berbincang dengan sang OB, aku berkata padanya, "...nuuuut... (sensor, nyebut nama!), boleh pinjem mukanya, gak?"

"Widih!! Mau ngapain luw?!" jawabnya spontan.

"Buat saya tamparin! Biar kesal saya hilang nih," balas saya lagi.

"Weedeeeh, enak aja luwh! Kesal sama polisi, muka gue dijadiin pelampiasan."

***

Huft!! Begitulah...

No comments:

Post a Comment