Memiliki Sahabat bisa menjadikan hidup lebih hidup. Minimal kita nggak kesepian di dunia ini. Kita masih punya Sahabat untuk berbagi cerita, berbagi kesedihan, termasuk berbagi kebahagiaan. Kita, nyaris selalu merasa lega setelah berbagi dengan orang lain. Apalagi jika orang itu amat dekat dengan kita secara psikologis. Asyiknya.
Tidak salah-salah amat kalo Alan Loy McGinnie berkomentar: Orang-orang dengan persahabatan yang dalam dan langgeng bisa pendiam atau suka ngobrol, bisa muda atau tua, bisa membosankan atau menarik, bisa pandai atau bodoh, bisa sederhana atau berpenampilan baik; tetapi satu karakteristik mereka yang selalu sama adalah: keterbukaan. Benar, keterbukaan adalah modal sebuah persahabatan. Kalo udah saling terbuka, maka kita akan tahu masing-masing dari kita. Kita jadi TST alias tahu sama tahu soal kelebihan masing-masing, termasuk kekurangan masing-masing. Kalo udah begini, biasanya kita akan saling melengkapi. Bahkan tak jarang akan memicu kita untuk saling terwarnai. Jadi jangan heran kalo ada orang yang bersahabat dengan seseorang, sampe perilaku dan gayanya mirip banget. Sulit dikatakan kalo satu sama lain saling mencontek, tapi saya yakin, mereka saling memberi insipirasi satu sama lain. Inilah enaknya bersahabat baik.
Sobat muda , saya yakin banget kalo Sahabat bisa memberikan inspirasi buat kita terlepas dari apakah inspirasinya salah atau benar. Kasus narkoba yang mudah menyebar lewat peer group (kelompok Sahabat sebaya), menjadi bukti kuat bahwa kumpulan itu saling memberi warna dan inspirasi buat yang lain. Mungkin awalnya satu orang yang berani ngisep ganja, lama-lama menularkannya kepada yang lain.
Banyak jalan menuju ke sana. Bisa karena sama-sama ada masalah dengan keluarganya, dan kasusnya mirip. Kemudian ketika sang Sahabat nyandu putauw, ia terinspirasi untuk melakukan kegiatan' yang sama, dengan alasan Sahabatnya melakukan itu sebagai solusi' atas masalah yang sedang dihadapinya. Atau lihat deh gimana akrabnya Bonnie and Clyde, dua orang perampok kesohor di Amrik dulu, bahkan sempat difilmkan segala, pastinya mereka saling memberi inspirasi dalam melakukan aksi perampokannya, tapi ini inspirasi dalam kejahatan. Nah lho? Saya pernah menerima rengekan anak saya minta dibelikan sebuah makanan, ia terinspirasi' Sahabatnya yang telah lebih dulu mengunyah makanan yang dia maksud. Sahabat anak saya telah menjadi inspirasi bagi anak saya untuk berbuat hal yang sama.
Karena Sahabat ini sangat berpengaruh dalam hidup kita, dan bahkan mampu memberi inspirasi buat kita, tolong deh untuk membiasakan mencari Sahabat yang baik-baik Jadi, inspirasi yang muncul dan kita ikuti juga adalah hal yang baik-baik. Siap kan? Supaya apa? Selain berSahabat menjadikan kita tak merasa sendiri dalam hidup ini, juga agar pergaulan kita juga sehat. Tul nggak seh?
Tak pernah benar-benar sendiri Sobat muda muslim, dalam hidup ini segalanya bisa saja berubah-ubah. Jalan yang kita tempuh tuh nggak lurus terus, pun nggak melulu berkelok-kelok. Itu sebabnya, jika suatu saat karena dakwah kita menyebabkan orang lain menjauhi kita, kita jangan kaget. Karena hidup tak bisa selamanya memilih dengan pilihan yang baik-baik saja menurut ukuran kita. Ini risiko yang telah kita ambil. Risiko yang nggak jarang bikin sebagian dari kita berguguran di tengah jalan. Nggak kuat nahan bebannya. Itu sebabnya, kesabaran dan keimanan yang mantep sangat dibutuhkan dalam mengarungi medan dakwah ini. Selain itu, tentu kudu ikhlas juga dong ya.
Para pendahulu kita juga pernah mengalami hal demikian, Allah swt. mengabadikannya dalam al-Quran: Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: Bilakah datangnya pertolongan Allah? Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat. (QS. al-Baqarah: 214)
Beliau saw. pun pernah berdoa di kebun anggur milik seorang Nasrani, Uqbah bin Rabi'ah setelah dakwahnya di Thaif tidak mendapat sambutan, tetapi sambitan. Rasulullah saw. berdoa seperti ini: Ya Allah, kepada-Mu aku mengadukan kelemahanku, kurangnya kesanggupanku, dan ketidakberdayaan diriku berhadapan dengan manusia. Wahai Zat yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Engkaulah Pelindung bagi si lemah, dan Engkau jualah Pelindungku! Kepada siapakah diriku hendak Engkau serahkan? Jika Engkau tidak murka kepadaku, maka semua itu tak kuhiraukan, karena sungguh besar nikmat yang telah Engkau limpahkan kepadaku. Aku berlindung pada sinar cahaya wajah-Mu, yang menerangi kegelapan dan mendatangkan kebajikan di dunia dan di akhirat, dari murka-Mu yang hendak Engkau turunkan kepadaku. Hanya Engkaulah yang berhak menegur dan mempersalahkan diriku hingga Engkau berkenan. Sungguh tiada daya dan kekuatan apapun selain atas perkenan-Mu.
Meski demikian, Rasulullah saw. pun tetap semangat dan berani dalam berdakwah. Beliau pernah berkata kepada pamannya ketika diminta untuk mengurangi kegiatan dakwahnya,: (Paman), demi Allah, seandainya mereka meletakkan matahari di tangan kananku dan rembulan di tangan kiriku agar aku meninggalkan urusan (dakwah) ini, aku tidak akan meninggalkannya sampai Allah memenangkan agama ini atau aku hancur karenanya.
Berbagai penyiksaan pun dialami para sahabatnya. Pembesar Quraisy sendiri bahkan sempat akan membunuh Muhammad. Berat juga emang. Ya, begitulah, menyampaikan kebenaran Islam kepada mereka yang mulai pudar dengan Islamnya, apalagi yang membenci Islam, akan ada aja gesekannya. Maklumlah, seperti kata pepatah bagi mereka yang sudah terbiasa dengan kegelapan, cahaya terang memang menyilaukan. Pantes aja kalo kita ngasih tahu sama mereka yang masih doyan maksiat, suka reaktif. Langsung kaget dan mungkin menyerang kita, dari yang sekadar umpatan sampe pukulan. Padahal, maksud kita juga adalah menolongnya. Sekadar mengingatkannya. Dan itu bukan berarti kita udah benar en suci. Sangat boleh jadi kita juga masih perlu belajar banyak. Ya, kita sama-sama aja jalan ke arah kebaikan. Kata Kahlil Gibran, Engkau buta, sedangkan aku bisu tuli. Jadi mari berpegangan agar mengerti tul nggak?
Kesabaran dan istiqomah juga harus dimiliki setiap pegiat dakwah. Bahkan itu akan menjadi penghibur kita di kala sedih. Biarlah sekarang kita dibilangin sok tahu, mau menang sendiri, sok suci, tukang kritik orang, fanatik, fundamentalis. Meski semua itu juga nggak benar, cuma anggapan mereka yang nggak suka aja sama aktivitas dakwah. Kita nggak gentar, karena Allah menjanjikan kenikmatan dalam bentuk lain. Firman Allah Swt.: Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: Tuhan kami ialah Allah' kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu. (QS. Fushilat: 30)
Best Regard
Erwin Arianto,SE
Tidak salah-salah amat kalo Alan Loy McGinnie berkomentar: Orang-orang dengan persahabatan yang dalam dan langgeng bisa pendiam atau suka ngobrol, bisa muda atau tua, bisa membosankan atau menarik, bisa pandai atau bodoh, bisa sederhana atau berpenampilan baik; tetapi satu karakteristik mereka yang selalu sama adalah: keterbukaan. Benar, keterbukaan adalah modal sebuah persahabatan. Kalo udah saling terbuka, maka kita akan tahu masing-masing dari kita. Kita jadi TST alias tahu sama tahu soal kelebihan masing-masing, termasuk kekurangan masing-masing. Kalo udah begini, biasanya kita akan saling melengkapi. Bahkan tak jarang akan memicu kita untuk saling terwarnai. Jadi jangan heran kalo ada orang yang bersahabat dengan seseorang, sampe perilaku dan gayanya mirip banget. Sulit dikatakan kalo satu sama lain saling mencontek, tapi saya yakin, mereka saling memberi insipirasi satu sama lain. Inilah enaknya bersahabat baik.
Sobat muda , saya yakin banget kalo Sahabat bisa memberikan inspirasi buat kita terlepas dari apakah inspirasinya salah atau benar. Kasus narkoba yang mudah menyebar lewat peer group (kelompok Sahabat sebaya), menjadi bukti kuat bahwa kumpulan itu saling memberi warna dan inspirasi buat yang lain. Mungkin awalnya satu orang yang berani ngisep ganja, lama-lama menularkannya kepada yang lain.
Banyak jalan menuju ke sana. Bisa karena sama-sama ada masalah dengan keluarganya, dan kasusnya mirip. Kemudian ketika sang Sahabat nyandu putauw, ia terinspirasi untuk melakukan kegiatan' yang sama, dengan alasan Sahabatnya melakukan itu sebagai solusi' atas masalah yang sedang dihadapinya. Atau lihat deh gimana akrabnya Bonnie and Clyde, dua orang perampok kesohor di Amrik dulu, bahkan sempat difilmkan segala, pastinya mereka saling memberi inspirasi dalam melakukan aksi perampokannya, tapi ini inspirasi dalam kejahatan. Nah lho? Saya pernah menerima rengekan anak saya minta dibelikan sebuah makanan, ia terinspirasi' Sahabatnya yang telah lebih dulu mengunyah makanan yang dia maksud. Sahabat anak saya telah menjadi inspirasi bagi anak saya untuk berbuat hal yang sama.
Karena Sahabat ini sangat berpengaruh dalam hidup kita, dan bahkan mampu memberi inspirasi buat kita, tolong deh untuk membiasakan mencari Sahabat yang baik-baik Jadi, inspirasi yang muncul dan kita ikuti juga adalah hal yang baik-baik. Siap kan? Supaya apa? Selain berSahabat menjadikan kita tak merasa sendiri dalam hidup ini, juga agar pergaulan kita juga sehat. Tul nggak seh?
Tak pernah benar-benar sendiri Sobat muda muslim, dalam hidup ini segalanya bisa saja berubah-ubah. Jalan yang kita tempuh tuh nggak lurus terus, pun nggak melulu berkelok-kelok. Itu sebabnya, jika suatu saat karena dakwah kita menyebabkan orang lain menjauhi kita, kita jangan kaget. Karena hidup tak bisa selamanya memilih dengan pilihan yang baik-baik saja menurut ukuran kita. Ini risiko yang telah kita ambil. Risiko yang nggak jarang bikin sebagian dari kita berguguran di tengah jalan. Nggak kuat nahan bebannya. Itu sebabnya, kesabaran dan keimanan yang mantep sangat dibutuhkan dalam mengarungi medan dakwah ini. Selain itu, tentu kudu ikhlas juga dong ya.
Para pendahulu kita juga pernah mengalami hal demikian, Allah swt. mengabadikannya dalam al-Quran: Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: Bilakah datangnya pertolongan Allah? Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat. (QS. al-Baqarah: 214)
Beliau saw. pun pernah berdoa di kebun anggur milik seorang Nasrani, Uqbah bin Rabi'ah setelah dakwahnya di Thaif tidak mendapat sambutan, tetapi sambitan. Rasulullah saw. berdoa seperti ini: Ya Allah, kepada-Mu aku mengadukan kelemahanku, kurangnya kesanggupanku, dan ketidakberdayaan diriku berhadapan dengan manusia. Wahai Zat yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Engkaulah Pelindung bagi si lemah, dan Engkau jualah Pelindungku! Kepada siapakah diriku hendak Engkau serahkan? Jika Engkau tidak murka kepadaku, maka semua itu tak kuhiraukan, karena sungguh besar nikmat yang telah Engkau limpahkan kepadaku. Aku berlindung pada sinar cahaya wajah-Mu, yang menerangi kegelapan dan mendatangkan kebajikan di dunia dan di akhirat, dari murka-Mu yang hendak Engkau turunkan kepadaku. Hanya Engkaulah yang berhak menegur dan mempersalahkan diriku hingga Engkau berkenan. Sungguh tiada daya dan kekuatan apapun selain atas perkenan-Mu.
Meski demikian, Rasulullah saw. pun tetap semangat dan berani dalam berdakwah. Beliau pernah berkata kepada pamannya ketika diminta untuk mengurangi kegiatan dakwahnya,: (Paman), demi Allah, seandainya mereka meletakkan matahari di tangan kananku dan rembulan di tangan kiriku agar aku meninggalkan urusan (dakwah) ini, aku tidak akan meninggalkannya sampai Allah memenangkan agama ini atau aku hancur karenanya.
Berbagai penyiksaan pun dialami para sahabatnya. Pembesar Quraisy sendiri bahkan sempat akan membunuh Muhammad. Berat juga emang. Ya, begitulah, menyampaikan kebenaran Islam kepada mereka yang mulai pudar dengan Islamnya, apalagi yang membenci Islam, akan ada aja gesekannya. Maklumlah, seperti kata pepatah bagi mereka yang sudah terbiasa dengan kegelapan, cahaya terang memang menyilaukan. Pantes aja kalo kita ngasih tahu sama mereka yang masih doyan maksiat, suka reaktif. Langsung kaget dan mungkin menyerang kita, dari yang sekadar umpatan sampe pukulan. Padahal, maksud kita juga adalah menolongnya. Sekadar mengingatkannya. Dan itu bukan berarti kita udah benar en suci. Sangat boleh jadi kita juga masih perlu belajar banyak. Ya, kita sama-sama aja jalan ke arah kebaikan. Kata Kahlil Gibran, Engkau buta, sedangkan aku bisu tuli. Jadi mari berpegangan agar mengerti tul nggak?
Kesabaran dan istiqomah juga harus dimiliki setiap pegiat dakwah. Bahkan itu akan menjadi penghibur kita di kala sedih. Biarlah sekarang kita dibilangin sok tahu, mau menang sendiri, sok suci, tukang kritik orang, fanatik, fundamentalis. Meski semua itu juga nggak benar, cuma anggapan mereka yang nggak suka aja sama aktivitas dakwah. Kita nggak gentar, karena Allah menjanjikan kenikmatan dalam bentuk lain. Firman Allah Swt.: Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: Tuhan kami ialah Allah' kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu. (QS. Fushilat: 30)
Best Regard
Erwin Arianto,SE
No comments:
Post a Comment