Wednesday, December 24, 2014

STAND BY ME DORAEMON

Mendengar nama Doraemon, anak-anak atau bahkan orang dewasa akan segera teringat pada kantung ajaib, baling-baling bambu, atau mesin waktu. Ya, film kartun yang sangat legendaris itu sudah sangat melekat di hati. Film yang ditayangkan pukul 8, Minggu pagi, selalu ditunggu kehadirannya.

Stand by Me Doraemon disebut-sebut sebagai film terakhir dari serial-serial yang selalu diputar di televisi. Dalam film ini, tokoh utama Nobita dan Doraemon sudah mencapai tujuan mereka masing-masing. Doraemon yang diutus untuk mendampingi Nobita mencapai masa depan yang lebih baik, pada akhirnya berhasil mewujudkan misinya. Nobita sendiri telah melihat masa depannya dengan jelas, tidak seperti serial televisi yang seolah menutup rapat misteri masa depan Nobita.


Film ini dibuka dengan kedatangan Sewashi yang merupakan cucu Nobita. Sewashi menugaskan Doraemon untuk membantu Nobita mengatasi masalahnya sehari-hari agar kelak bisa jadi anak pintar dan sukses. Sewashi menjelaskan bahwa jika Nobita tidak berubah, di masa depan ia akan menikah dengan Jaiko, adik Giant. Hal itu membuat Nobita kaget dan berusaha keras untuk berubah. Tetapi, sekeras apapun usaha Nobita, ia tetaplah Nobita yang lemah, lamban berpikir, dan segudang kekurangan lainnya.


Suatu hari, Nobita berusaha keras untuk berubah. Dalam menghadapi ujian sekolah, Nobita belajar matematika mati-matian. Dengan percaya diri, Nobita mengambil kertas ujian. Alangkah terkejutnya Nobita karena yang diujikan bukanlah matematika melainkan Bahasa Jepang. Alhasil ia mendapat nilai NOL.

Selain itu, konflik cinta segitiga antara Nobita, Sizhuka dan Dekisugi juga menyedot perhatian penonton. Perjuangan Nobita mendapatkan cinta Sizhuka selalu terhalang oleh kesempurnaan Dekisugi.


Film ini juga tidak terlalu banyak menampilkan penggunaan alat-alat masa depan yang tersimpan di kantung ajaib. Beberapa yang ada hanya disuguhkan untuk mengingatkan tentang keistimewaan karakter tokoh Doraemon, si Kucing Berkantung. Salah satunya adalah telur yang jika digunakan dapat membuat orang yang masuk ke dalamnya jatuh cinta pada orang pertama yang dilihatnya.


Film ini juga berhasil menguras emosi penonton namun tetap memberikan unsur hiburan. Orang dewasa yang menyaksikan film ini tak akan malu untuk menitikkan airmata.


Sayangnya, film ini ditutup dengan kedatangan kembali si Kucing Berkantung. Andai scene penutup ini tidak ditampilkan, emosi penonton akan terbawa hingga keluar studio. Tetapi secara keseluruhan, film ini tetap melebihi ekspektasi penonton dan layak mendapatkan 4/5.

Benarkah ini akhir kisah Doraemon? Tampaknya pertanyaan ini masih menjadi misteri mengingat pengarang Doraemon telah meninggal sebelum menyelesaikan kisah Doraemon.

No comments: