Saturday, December 20, 2014

BOYHOOD (2014): 12 YEARS EPIC MOVIE

Siapa yang tak kenal Richard Linklater? Sutradara kenamaan Hollywood ini terkenal  dengan film-film yang dibuat dengan durasi waktu yang tidak sebentar, sebut saja trilogi Before yang diproduksi tiap 9 tahun.

Dalam film terbarunya berjudul BOYHOOD, Linklater memecahkan rekor pribadinya dengan memproduksi film yang menghabiskan waktu 12 tahun dalam proses pembuatannya. Film yang mengangkat tema tentang kehidupan seorang anak berumur 6 tahun bersama keluarganya ini sangatlah menarik. Betapa tidak, tokoh-tokoh dalam film ini adalah satu individu yang sama mulai dari kecil hingga dewasa. Jika di kebanyakan film Hollywood lain banyak kita jumpai daftar pemeran dengan label 'kecil' dan 'dewasa' untuk satu tokoh, maka hal itu tidak akan kita jumpai di sini.

Mason (Ellar Coltrane) adalah seorang anak lelaki berumur 6 tahun yang gemar menonton film dan bermain game. Ia tinggal bersama ibunya, Olivia (Patricia Arquette), dan kakak perempuannya, Samantha (Lorelei Linklater). Dalam kehidupan keluarganya, Mason harus menerima kenyataan bahwa orangtuanya tidak memiliki hubungan yang harmonis dan memutuskan untuk berpisah. Olivia kemudian membawa keduanya ke Houston.


Dari sinilah perjalanan tumbuh kembang Mason dan Samantha dimulai. Linklater 'mendokumentasikan' fase demi fase perkembangan mereka dengan sangat apik, halus dan terlihat sangat natural. Konflik-konflik yang disajikan pun sesuai porsinya. Mulai dari kehidupan Olivia yang berperan sebagai single-mother dan akhirnya memutuskan menikah dengan seorang profesor di kampusnya.

Mason dan Samantha menghabiskan waktu beberapa tahun bersama ayah tiri mereka. Konflik antara ayah tiri dan anak tiri seolah menjadi momok yang menghantui kehidupan Mason. Hingga suatu hari, pertengkaran hebat tak terelakan. Olivia memutuskan bercerai dan membawa kedua anaknya.



It's a little bit like timelapse photography of a human being --Hawke


Kegagalan kedua Olivia dalam membina rumah tangga, membuat hubungan Mason, Samantha dan ayah kandungnya (Ethan Hawke) semakin erat. Saat keduanya tumbuh menjadi remaja, ayahnya memberikan nasihat tentang hubungan seks bagi remaja. Pentingnya alat kontrasepsi dalam hubungan pra-nikah.



Hal ini memberikan gambaran bagaimana orangtua di barat sangat terbuka dalam urusan seks. Lingkungan juga sangat memengaruhi perkembangan remaja di dunia barat. Contoh yang diangkat Linklater adalah saat Mason memutuskan berkemah bersama beberapa teman dan seniornya. Dalam dialog-dialog di scene tersebut dijelaskan bahwa seks dan alkohol adalah lifestyle bagi remaja. Hidup tanpa seks dan alkohol membuat mereka dikucilkan atau bahkan dituding sebagai penyuka sesama jenis.



The real assessor of life

Seperti kebanyakan remaja pada umumnya, Mason memiliki ketidakstabilan emosi. Ia adalah seorang anak berbakat yang mencintai dunia fotografi. Ia sering menghabiskan waktunya di ruang praktek tetapi melalaikan tugas-tugas sekolah.


Hal ini membuat gurunya prihatin. Guru fotografi ini pun menasihati Mason agar lebih giat dalam hal pendidikan. Banyak orang berbakat yang kalah bersaing karena mereka tidak memiliki semangat untuk maju. Dunia kerja sangat kompetitif, jika ia tak bekerja keras, maka ia akan tersisih dalam setiap persaingan.

Hal ini tak lepas dari pengalaman buruk yang dirasakan Mason. Di mana ibunya adalah seorang berpendidikan dan menjadi dosen di universitas. Tetapi kenyataannya, ibunya tidak memiliki kehidupan rumah tangga yang baik.

Secara keseluruhan, film ini sangat kaya pesan moral dan memberikan motivasi bagi setiap orang. Film ini layak mendapatkan nilai 9.5/10.

No comments:

Post a Comment