Monday, October 13, 2014

HAJI BACKPACKER (2014): Film Drama-Religi Rasa Film Aksi


Oke, mari mulai petualangan bersama Mada (Abimana Aryasatya) dalam Haji Backpacker!

Saat dalam perjalanan menuju bioskop untuk menonton film besutan Danial Rifki, yang terbayang dalam benak saya adalah adegan-adegan ritual haji yang kental. Namun saya salah besar. Scene pembuka justru membuat mata saya terbelalak. Betapa tidak, gaya hidup bebas di Thailand dipertontonkan dengan sangat rapi di awal cerita, mulai dari tepi pantai hingga ke pusat kota.

Tidak cukup sampai di situ, scene berikutnya mengajak penonton memacu adrenalin melalui adegan sengit di kolong jembatan. Mada menantang seorang kepala gang berduel demi mendapatkan dompetnya yang terjatuh dari jembatan.

Dari sinilah perjalana Mada di mulai. Setelah berhasil membunuh kepala gang, Mada harus meninggalkan Thailand untuk menghindari kejaran anak buah gang tersebut yang menuntut balas atas kematian pimpinan mereka.

Negara tujuan pertamanya adalah Vietnam. Di sini mada mulai jatuh sakit akibat infeksi di bagian perut setelah tersayat saat berduel dengan preman Thailand. Beruntung seorang nenek membantunya di sana, memberi obat penurun panas.

Perjalanan pun berlanjut dengan sangat apik, tidak terduga. Mada terlempar ke Cina. Bertemu dengan sebuah keluarga muslim lokal. Yang menarik pada scene ini adalah kehadiran Suchun (Laura Basuki) sebagai seorang gadis Cina muslim. Penampilannya sangat pas, busana juga oke, serta pemandangan di kaki pegunungan yang sangat indah. Dialog-dialog Mada dengan Suchun sarat makna dan sangat menginspirasi.

Langkah Mada tidak terhenti di Cina, Tuhan terus membimbingnya, mengirimkan petunjuk-petunjuk-Nya kepada Mada melalui orang-orang di sekelilingnya. Menyampaikannya pada tujuan hidupnya dengan cara yang indah. Ia melewati sembilan Negara hanya untuk satu tujuan, Mekah.

Secara keseluruhan, Haji Backpacker bukan hanya bertutur soal kehidupan agama seorang lelaki yang marah dan putus asa terhadap keputusan Tuhan yang terkadang pahit. Tetapi menggambarkan keadaan yang seringkali dihadapi oleh orang pada umumnya. Bahwa keputusan Tuhan terkadang tidak sesuai dengan keinginan manusia, namun justru di titik itulah Tuhan menempatkan pilihan terbaik bagi manusia.

Proporsi antara drama dan action juga sangat pas. Membuat film ini berhasil keluar dari image yang terlanjur di bangun penonton tentang film drama religi. Wajib ditonton. Rasakan sensasi film religi yang bermuatan film aksi. Pemandangan-pemandangan yang ada pun sangat oke, sesuai dengan judulnya yang menyertakan kata ‘backpacker’. Benar-benar memanjakan mata.


Satu-satunya scene yang mengganggu adalah scene balon udara yang tertusuk kubah masjid. Efek yang digunakan masih sangat kaku, membuat scene tersebut tidak menyatu dengan scene sebelum dan sesudahnya. Kesan yang saya terima, ada scene film animasi yang ‘nyasar’ di film ini. Tetapi hal tersebut tidak mengganggu jalannya cerita.

No comments:

Post a Comment